MENGUKIR JEJAK PEREMPUAN MENULIS

Kegiatan            :  Belajar Menulis Gelombang 15 Bersama Omjay dan PGRI
Resume             :  1 
Tanggal             :  3 Agustus 2020
Pukul                 :  19.00 - 21.00 Wib
Materi                :  Berbagi Pengalaman Menerbitkan Buku
Nara Sumber     :  Dra Sri Sugiastuti, M.Pd
Moderator         :  Aam Nurhasanah


MENGUKIR JEJAK PEREMPUAN MENULIS


           Perempuan menjelang 60 tahun, biasa dipanggil Ibu Kanjeng, terlahir di Solo dengan nama Sri Sugiastuti. Dengan tulus ikhlas berbagi napak tilasnya bergerilya di bidang menulis.  Segala sesuatu tidak datang tiba-tiba tapi melalui proses.  Dimulai dari hobi beliau saat duduk di SD, membaca majalah Bobo, Kuncung, dan novel karya Hans Anderson; menulis buku kenangan, puisi, lagu Koes Plus, dan Panbers.  Duduk di bangku SMP, Ibu Kanjeng beraktivitas di korespondensi, kolektor uang kuno, dan filateli.  Sedangkan saat di SMA Ibu Kanjeng menulis di majalah dinding dan menjalankan hobinya di bidang Pramuka dan Pecinta Alam.  Sedangkan masa kuliah di UNS, mengikuti perlombaan napak tilas rute Jenderal Sudirman dari Yogyakarta ke Wonogiri. Beliau berkeinginan suatu saat membuat buku tentang perjalanan lombanya tersebut.
          Guru di era 2000-an memang harus memiliki kompetensi di bidang IT.  Bukan sekedar melek IT saja tapi guru dituntut bisa menulis untuk menjadikannya modul atau buku yang dapat mendukung pembelajaran mapel di kelasnya serta guru juga wajib melakukan PTK.  Demikianlah dengan Ibu Kanjeng yang bermula dari tawaran menyusun buku SPM Bahasa Inggris Kelas XII SMK untuk persiapan UNAS oleh MGMP kota Solo.  Buku tersebut akhirnya diterbitkan oleh Penerbit Mayor.  Tidak hanya sampai di situ, Ibu Kanjeng aktif mengikuti berbagai diklat menulis dan mengikuti lomba serta pernah mendapat juara ketiga.  
          Akhirnya bermunculanlah buku-buku hasil karya Ibu Kanjeng berupa buku tunggal berjumlah kurang lebih 20 buku dan antologi 3 atau 4 pertahunnya.  Semakin cinta dengan dunia literasi setelah bisa menerbitkan buku secara Indie.  Bahkan Ibu Kanjeng sempat ke Darmasraya dan Kupang demi menebarkan virus cinta literasi.  Tak tanggung-tanggung, semangat belajar yang tinggi Ibu Kanjeng sampai merambah ke Youtube Channel.  Bahkan di masa wabah pandemi Covid-19 pun Ibu Kanjeng masih produktif menerbitkan 6 bukunya. 
          Wah ... Ukiran jejak yang panjang dari Ibu Kanjeng sebagai penulis perempuan di jaman now, sungguh penuh inspiratif ... penuh semangat ... penuh dedikasi yang tinggi.
Ibu Kanjeng juga memberikan beberapa petuah : Jangan lelah untuk berproses, masuklah ke dalam komunitas penulis untuk saling suport, dan awali dengan menulis di Blog lanjut ke antologi untuk jadi buku tunggal.
          Semoga ukiran jejak perempuan menulis seperti Ibu Kanjeng ini bisa menginspirasi dan memotivasi langkah-langkah awal bagi pemula seperti saya ini .....  Salam Literasi !
       

Comments

  1. Teruslah menulis maka kebahagiaan selalu ada terus menerus

    ReplyDelete
  2. Salam literasi, semoga tidak lelah berproses. Salam bahagia, frasa kunci Mr Bams penumbuh motivasi.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Bila Saatnya Tiba